Budidaya ikan sepat siam (Trichogaster
pectoralis)adalah budidaya ikan air tawar yang berasal dari Siam atau
Thailand. Budidaya ikan sepat siam telah jauh berkembang dari pada masa
didatangkannya ikan jenis ini ke Indonesia pada tahun 1934 dari
Semenanjung Malaka. Ikan sepat siam memiliki habitat asli di rawa-rawa
atau perairan dangkal. Oleh karenanya, saat didatangkan, ikan ini
ditebarkan pula di daerah rawa-rawa yang banyak terdapat di Pulau
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Budidaya ikan sepat siam di rawa-rawa Sumatera Selatan berhasil
dengan baik dan perkembangannya sungguh cepat. Hasil penangkapan suatu
perairan umum di Sumsel, 60% adalah sepat siam. Jenis ikan ini
ditangkap dengan macam-macam alat seperti pangilar (sejenis perangkap)
dibuat dari kawat atau rotan, pukat (gill net) dan empang – lulung
terbuat dari bambu dengan rotan sebagai pengikatnya. Demikian pula
halnya di perairan Kalimantan, hasil budidaya ikan sepat menjadi salah
satu sumber protein hewani yang tersedia dalam jumlah memadai serta
mudah didapat masyarakat.
Selanjutnya budidaya ikan sepat siam diperkenalkan pula ke Bali,
Lombok, Flores dan Ambon. Pada umumnya jenis ikan ini diolah sebagai
ikan asin yang diekspor ke Jawa. Budidaya ikan sepat siam di kolam-kolam
di Jawa kurang popular, meskipun di daerah daratan rendah banyak pula
yang mengusahakan budidaya ikan sepat.
Budidaya
ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis)adalah budidaya ikan air tawar
yang berasal dari Siam atau Thailand. Foto: wiljo.se
Lokasi Budidaya Ikan Sepat Siam
Budidaya ikan sepat siam dapat dilakukan di kolam
atau di sawah, terutama di daerah-daerah dataran rendah atau di
rawa-rawa yang pH-nya sedikit asam atau di kolam-kolam tergenang tanpa
adanya aliran air sehingga zat asam minimal. Budidaya ikan sepat siam
tak terganggu oleh air yang berkadar asam karena sepat siam adalah ikan
yang mempunyai alat labyrinth sehingga kekurangan zat asam tidak
merupakan masalah besar.
Di Kalimantan Selatan budidaya ikan sepat siam dilakukan dalam
beje-beje yang dibuat di sawah atau di rawa berupa saluran-saluran
berukuran lebar 2 m dan tinggi 1 – 1,5 m sedangkan panjangnya tidak
tertentu Saluran ini pada musim hujan tergenang air bila air hujan
turun pada musim kemarau maka ikan akan berkumpul dan dapat dilakukan
penangkapan dengan mudah.
Budidaya ikan sepat siam di sawah biasanya dikombinasikan dengan ikan
jenis lain atau poli kultur. Pada budidaya ikan sepat siam di sawah
sebaiknya saluran pinggir atau saluran tengah diperdalam, agar plankton
yang dihasilkan cukup tersedia.
Budidaya
ikan sepat siam dapat dilakukan di kolam atau di sawah, terutama di
daerah-daerah dataran rendah atau di rawa-rawa yang pH-nya sedikit asam
atau di kolam-kolam tergenang tanpa adanya aliran air sehingga zat asam
minimal. Foto: papitusulemhomestay.yolasite.com
Tips Budidaya Ikan Sepat Siam
Budidaya ikan sepat siam tak memerlukan perlakuan
khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame. Budidaya
ikan sepat siam juga mudah karena ikan ini dapat berbiak di kolam
pemeliharaan dengan sendirinya. Tumbuh-tumbuhan air seperti Hydrilla
persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan di kolam budidaya
ikan sepat siam.
Kolam budidaya ikan sepat siam untuk pemijahan hendaknya agak dalam
yaitu sekitar 70 – 100 cm, dan pada waktu pemijahan terjadi kolam
hendaknya berair diam sehingga pemasukan air cukup untuk mengganti air
yang hilang karena penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan air yang
mengapung baik sekali disediakan untuk menutup sebagian kecil permukaan
saja. Pada waktu pemijahan maka ikan jantan akan membuat sarang
terlebih dahulu.
Budidaya ikan sepat siam tak memerlukan perlakuan khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame.
Pembuatan sarang dilakukan selama 1 – 2 hari. Gelembung – gelembung
udara (buih) yang membentuk sarang tersebut bergaris tengah 1,5 – 3 mm.
Pada waktu pembuatan sarang tersebut ikan – ikan lain tidak
diperkenankan mendekat. Jika ada ikan sepat siam yang mendekat maka
akan dikejarnya sehingga keluar dari daerah territorial tempat sarang
dibuat. Sarang biasa dibuat dari bagian tepi atau di sudut – sudut.
Setelah sarang siap maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan
terjadi di bawah sarang. Telur yang telah dibuahi tadi mengapung sampai
mencapai sarang tersebut. Telur menetas setelah 2 – 3 hari. Telur
kemudian dijaga oleh jantan, terutama dari gangguan-gangguan lain yang
mendekat.
Pada budidaya ikan sepat siam ini sebaiknya kolam
dipersiapkan dengan pengeringan, pemupukan dan sebagainya, agar hama
benih dapat hilang dan benih cukup mendapat makanan terutama makanan
alami atau zooplankton (dari berbagai sumber).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar